Senin, 07 Juni 2010

PENGUKURAN SOFTWARE DENGAN FUNCTION POINT

Pengukuran volume software telah menjadi suatu perbincangan hangat di kalangan pengembang dan pebisnis software. Bagi pengembang, mengukur volume dari software bermanfaat untuk merencanakan sumber daya, biaya dan durasi yang diperlukan untuk membangun software. Selain itu, pengembang juga dapat mengevaluasi kualitas produk dengan cara membandingkan volume sistem dengan banyaknya error (error-count) dalam software yang dikerjakan.Sementara dari perspektif bisnis, volume software dapat menjadi dasar untuk menentukan nilai harga dari produk software yang bersangkutan.

Dahulu orang banyak mengukur volume dari suatu software menggunakan LOC (Lines Of Code), yaitu suatu teknik pengukuran besar software dengan cara menghitung baris kode program yang ada. Teknik ini mempunyai sifat yang menjadi kekurangannya yaitu :

· Relatif terhadap bahasa/tool pemrograman dan gaya pengkodean programer.

LOC sangat tergantung pada karakteristik tool pemrograman yang digunakan dan gaya pengkodean programer. Sebagai contoh dalam bahasa BASIC kode sebagai berikut :

a = a + 1

hanya membutuhkan 1 baris kode. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sama dalam bahasa PASCAL kode tersebut dikonversi sebagai berikut :

program x;

var

a : integer;

begin

a := a + 1;

end.

yang membutuhkan 6 baris kode.

· LOC tidak bisa ditentukan sebelum proyek pengembangan menyelesaikan tahapan implementasi (pengkodean). Oleh karena itu, LOC tidak dapat dimanfaatkan untuk merencanakan proses pengembangan dan tidak pula dapat digunakan untuk memperkirakan harga produk. Selesainya tahapan implementasi adalah suatu fase yang sangat terlambat untuk menyusun estimasi sumber daya.

Dari kekurangan tersebut maka timbul keinginan untuk mendapatkan suatu teknik pengukuran volume software yang tidak hanya berdasar pada banyaknya baris kode program, namun lebih kearah sesuatu yang dapat diukur lebih awal pada software development life cycle sehingga kemudian munculah gagasan metode Function Point.

Keunggulan dari metode Function Point adalah kemampuannya untuk menyediakan perkiraan volume proyek dalam bentuk sumber daya pengembangan yang dibutuhkan, sebelum proyek tersebut jauh melangkah. Perkiraan ini memberikan dasar penting untuk perkiraan sumber daya yang dibutuhkan perusahaan software dalam mempersiapkan proposal tender dan project plan. Penggunaan metode seperti ini juga dapat mencegah atau setidaknya mengurangi secara substansial risiko dari kesalahan manajerial karena underestimate pada perencanaan biaya proyek.

Metode function point perhitungannya didasarkan pada ukuran banyak dan kompleksitas fungsi yang diinginkan dalam proyek software. Function point dapat dihitung melalui telaah dokumentasi requirement fungsional sistem oleh seorang profesional.

Metode function point diperkenalkan pertama kali oleh Albrecht pada tahun 1979. Perkembangan selanjutnya metode ini digunakan secara luas untuk keperluan komersial oleh banyak pihak namun masih dipandang sebagai eksperimental oleh banyak ilmuwan atau profesional. Memandang pentingnya metode ini, maka riset-riset dilakukan untuk memvalidasi, meningkatkan dan mengadaptasikan metode ini ke dalam beberapa jenis sistem software seperti sistem software real-time dan sistem software berorientasi obyek.


Metode Function Point

Perhitungan dengan metode Function Point menuntut untuk dilakukan oleh seorang profesional yang berpengalaman karena memiliki tingkat subyektifitas yang cukup tinggi. Metode ini sendiri terdiri dari banyak varia. Variasi yang adalah pada langkah/tahapan yang ada maupun pada isi dari tiap tahapan. Varian-varian ini timbul karena metode ini dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan pengembang software. Namun apapun varian yang digunakan oleh pengembang, hendaknya digunakan dengan konsisten agar tercipta komparasi yang benar antara software-software yang dinilai.

Pada tulisan ini penulis memberikan contoh berdasarkan publikasi varian yang populer seperti Gramus dan Herron (1996), IEEE (2000), Caldiera dkk (1998) yang menghasilkan manual penggunaan function point seperi IFPUG 3, IFPUG 4 dan Mark II. Contoh berikut penulis buat dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan pengalaman dan pengamatan penulis

Comments :

1

contoh penggunaan metode function point nya bg?? mgkin klo pake cth pembaca jd lbh bs ngertiin :)

Anonim mengatakan...
on