- buka video yang kita pengen download di youtube abis tuh kelarin putar videonya ampe abis..( jgn pindah ke situs laen dulu)
- Abis tuh kalo dah kelar, ketik di address homepage tulisan kayak gini about:cache?device=disk
- Enter dan ntar muncul informasi cache page...abis tuh cari lah tulisan cache directory maka ada alamat letak direktori kita di windows misalnya kalo kompi saya tuh ya C:\Documents andSettings\orient_server\LocalSettings\ApplicationData\Mozilla\Firefox\Profiles\yd6ghd8b.default\Cache
- Langsung aja capcus deh ke direktorynya lalu liat apa aja disana, kalo ada lihat file yang gedenya lebih dari 5mb..kemungkinan itulah file video kita..
- abis tuh rename deh filenya dan jgn lupa kasih ekstention .flv, misalnya Koyok.flv
- abis tuh copy ke tempat lain dan silahkan menikmati video hasil kejahatan anda...ehheheheh
Rabu, 16 Juni 2010
Download video di You Tube secara manual...
Senin, 14 Juni 2010
Arah kebijakan Industri Teknologi Indonesia,,Kapan kah Ekonomi Indonesia Bisa disokong lewat Industri berbasis teknologi?
Senin, 07 Juni 2010
PENGUKURAN SOFTWARE DENGAN FUNCTION POINT
Pengukuran volume software telah menjadi suatu perbincangan hangat di kalangan pengembang dan pebisnis software. Bagi pengembang, mengukur volume dari software bermanfaat untuk merencanakan sumber daya, biaya dan durasi yang diperlukan untuk membangun software. Selain itu, pengembang juga dapat mengevaluasi kualitas produk dengan cara membandingkan volume sistem dengan banyaknya error (error-count) dalam software yang dikerjakan.Sementara dari perspektif bisnis, volume software dapat menjadi dasar untuk menentukan nilai harga dari produk software yang bersangkutan.
Dahulu orang banyak mengukur volume dari suatu software menggunakan LOC (Lines Of Code), yaitu suatu teknik pengukuran besar software dengan cara menghitung baris kode program yang ada. Teknik ini mempunyai sifat yang menjadi kekurangannya yaitu :
· Relatif terhadap bahasa/tool pemrograman dan
LOC sangat tergantung pada karakteristik tool pemrograman yang digunakan dan
a = a + 1
hanya membutuhkan 1 baris kode. Sedangkan untuk mendapatkan hasil yang sama dalam bahasa PASCAL kode tersebut dikonversi sebagai berikut :
program x;
var
a : integer;
begin
a := a + 1;
end.
yang membutuhkan 6 baris kode.
· LOC tidak bisa ditentukan sebelum proyek pengembangan menyelesaikan tahapan implementasi (pengkodean). Oleh karena itu, LOC tidak dapat dimanfaatkan untuk merencanakan proses pengembangan dan tidak pula dapat digunakan untuk memperkirakan harga produk. Selesainya tahapan implementasi adalah suatu fase yang sangat terlambat untuk menyusun estimasi sumber daya.
Dari kekurangan tersebut maka timbul keinginan untuk mendapatkan suatu teknik pengukuran volume software yang tidak hanya berdasar pada banyaknya baris kode program, namun lebih kearah sesuatu yang dapat diukur lebih awal pada software development life cycle sehingga kemudian munculah gagasan metode Function Point.
Metode function point perhitungannya didasarkan pada ukuran banyak dan kompleksitas fungsi yang diinginkan dalam proyek software. Function point dapat dihitung melalui telaah dokumentasi requirement fungsional sistem oleh seorang profesional.
Metode function point diperkenalkan pertama kali oleh Albrecht pada tahun 1979. Perkembangan selanjutnya metode ini digunakan secara luas untuk keperluan komersial oleh banyak pihak namun masih dipandang sebagai eksperimental oleh banyak ilmuwan atau profesional. Memandang pentingnya metode ini, maka riset-riset dilakukan untuk memvalidasi, meningkatkan dan mengadaptasikan metode ini ke dalam beberapa jenis sistem software seperti sistem software real-time dan sistem software berorientasi obyek.
Metode Function Point
Perhitungan dengan metode Function Point menuntut untuk dilakukan oleh seorang profesional yang berpengalaman karena memiliki tingkat subyektifitas yang cukup tinggi. Metode ini sendiri terdiri dari banyak varia. Variasi yang adalah pada langkah/tahapan yang ada maupun pada isi dari tiap tahapan. Varian-varian ini timbul karena metode ini dapat diubah sesuai dengan kebijakan perusahaan pengembang software. Namun apapun varian yang digunakan oleh pengembang, hendaknya digunakan dengan konsisten agar tercipta komparasi yang benar antara software-software yang dinilai.
Pada tulisan ini penulis memberikan contoh berdasarkan publikasi varian yang populer seperti Gramus dan Herron (1996), IEEE (2000), Caldiera dkk (1998) yang menghasilkan manual penggunaan function point seperi IFPUG 3, IFPUG 4 dan Mark II. Contoh berikut penulis buat dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan pengalaman dan pengamatan penulis